They're mine

Oktober 14, 2013

perbedaan

setiap bertemu dengan saya, dia selalu ceria. dia banyak bercerita tentang pengalamannya yang sangat menganggumkan. hal yang selama ini ia perjuangkan terlihat membuahkan hasil. keluarga, waktu, dan tenaga telah ia korbankan untuk mimpinya; ilmuwan.

ini pertemuan saya yang terjadi secara kebetulan, ketika saya melihat fotonya di jejaring sosial hingga bertemu langsung beberapa bulan lalu. dia tidak bersama kekasihnya, saya bertanya-tanya. adakah sesuatu yang salah? melihat kejanggalan tersebut, saya banyak diam. namun, ia mengajak saya sekadar mengobrol dan bercerita, saya tak mampu menolak, kami sudah jarang bertemu seminggu ini.

topik utama masih tentang pengalamannya di nasional, serta pengalamannya pengalamannya yang lain yang mulai bersinar. saya ikut bangga punya teman yang memperjuangkan mimpinya dengan sangat berani. namun, air wajahnya berubah ketika...

mungkin, inilah definisi menyakitkan yang sesungguhnya. saya sendiri tak mampu mendeskripsikan rasa sakit dalam rangkaian kata, karena perasaan itu benar benar dirasakan oleh hati, dan kata menyakitkan itu berasal dari kesulitan untuk menyatukan dua orang yang beribadah di tempat yang berbeda.

kedewasaannya sungguh diuji, ia berusaha terlihat sangat tegar dan sangat kuat di hadapan saya. mungkin, dia mulai mempercayai saya. dia terus bercerita, semakin banyak ia cerita semakin saya memahami isi hatinya.

sore yang indah, ketika kamu dan aku menghabiskan waktu bersama untuk berbagi cerita dan banyak pengalaman. ketika kamu, mengajari saya banyak hal. ketika kamu, men support saya tanpa lelah. ketika kamu, membantuku untuk mengerti fisika. ketika kamu, memberikan semua makanan karena takut saya lapar. ketika kamu, melindungi aku.

tuhan, agama, dan norma begitu klise dalam kacamata saya. segalanya begitu kompleks, sampai-sampai saya tak paham lagi, apakah tuhan yang begitu suci dan agung pantas di terka-terka isi hatiNya oleh manusia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar