They're mine

Oktober 14, 2013

let it go

kamu mengenalkan namamu begitu saja, uluran tanganmu dan suara lembutmu berlalu tanpa pernah kuingat ingat. awalnya, semua berjalan sederhana. kita bercanda, kita tertawa dan kita membicarakan hal-hal manis; walaupun segala percakapan itu hanya melalui pesan singkat. perhatian yang mengalir darimu dan pembicara manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.

kehadiranmu membawa perasaan lain. setiap pesan darimu, selalu saja ada topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara satu hal itu. sebenarnya, aku sudah memberi perhatianku yang sering kuberikan tak benar benar terasa olehmu? aku mendengar ceritamu lagi. hatiku bertanya-tanya.

aku bergejolak dan menaruh harap. senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa kusadari bahwa cinta mulai menyeretku ke arah yang tentu saja tak kuinginkan. saat bertemu, kita banyak bicara, kita banyak bercanda. dan di pesan singkat pun, kau masih saja memperlihatkan keceriaanmu. sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu.

aku berusaha mempercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. ya, sebatas teman, aku tak berhak mengharap sesuatu yang lebih.

aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. tapi nyatanya...
perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. siapakah yang bisa mengendalikan perasaan? aku tidak sepandai dan secerdas itu. aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu.
salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. 

kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku, aku percaya kau tak mungkin membuatku sedih, dan kamu tak akan jadi sebab air mataku. aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar paling terang. aku sangat mempercayaimu, sangat!
aku harus belajar tak peduli, aku harus belajar memaafkan. juga merelakan. karena aku tau, tidak akan ada kita. kita hanya, teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar